Langsung ke konten utama

Ngajak Pacaran, Situ Laki?



            Pacaran, istilah yang menggema di kalangan muda-mudi yang sedang dimabuk cinta. Bukan cinta biasa, tapi cinta yang ada di kebun binatang. Sukanya gelantungan, makan pisang dan kadang kelakuannya hampir kaya manusia. Ya cinta monyet namanya. Bahasa jawanya mah tresna munyuk bwahaha....

            Oke, kembali ke topik permasalahan. Banyak orang sekarang menyangka, lelaki yang mengajak pacaran itu jantan. Tapi itu cuman mbelgedes, kebohongan semata. Gaada laki-laki sejati yang ngajak maksiat. Kok maksiat? Lhah kan pacaran biangnya maksiat. Sumber dari segala sumber zina mungkin kali ya.. Bukannya lebay, tapi emang fakta yang bisa dibuktikan. Kalau ngak percaya, tanya aja ke mbah gugel, dijamin jawabannya semua tercantum di situ.

            Lelaki yang mengajak pacaran, boleh dibilang diragukan kejantanannya. Yang bener mah lelaki sejati itu yang ngajak ngejauhin maksiat, bukannya ngejalanin maksiat. Lelaki kaya gitu sama sekali gak pantes kalau dijadiin imam. Gak pantes buat dijadiin kepala keluarga. Jadi mending cepet-cepet gih lelaki yang kaya gitu taubat. Daripada ntar gaada muslimah yang mau berumah tangga sama ente.

Oiya bung, inget gak sama QS. An Nur/24:26. Kalau gak inget lihat deh potongan arti ayat di bawah ini.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)....”
Jadi kalian-kalian yang hari gini masih aja pacaran, kata ustadz Felix mah “Udah putusin aja”. Walaupun putus ‘katanya’ emang menyakitkan, tapi lebih sakitan mana dibanding siksaan di neraka kelak? Oke dipikir-pikir lagi bro..

Saran saya mah, gausah pacaran aja dah. Udah dosa, gaada manfaatnya sama sekali. Saya sendiri juga gabakal mau diajak pacaran sama laki-laki. Sebagai kaum hawa, saya masih punya harga diri. Pacaran itu mah mainan doang. Kalau serius, datengin orang tuanya.

Dan buat para kaum lelaki ingat, “Lelaki sejati itu yang datangi ayahnya, bukan putrinya,” Salam Jomblo Tiada Tara dari saya, Devanda.


Imogiri, 07 Januari 2016 pukul 10.40

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SEDERHANA

  Nama     :  Devanda Tasya N NIM        :  19107030061 Kelas     : Hukum Etika Periklanan (A)   ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SEDERHANA   1.       Iklan CNN Internasional Resleting terbuka dapat diartikan sebagai kemampuan melihat lebih dalam a.        Penanda            : resleting terbuka b.       Pertanda            : kemampuan melihat lebih dalam c.        Tanda               : resleting terbuka Kesimpulan : sebagai penanda, resleting terbuka tidak memiliki makna apa-apa, hanya sekadar gambar saja. Sedangkan sebagai pertanda resleting diartikan sebagai kemampuan untuk melihat lebih dalam lagi dalam suatu berita   2.       Iklan Jeternel Beauty Clinic Mouth Dua buah bibir dengan salah satu bibir memiliki lekukan senyum sebagai tetap indah dalam kondisi a.        Penanda           : dua bibir dengan salah satunya terdapat lekukan senyum b.       Pertanda           : tetap indah dalam kondisi apapun

ANTARA MADU DAN COVID-19

ANTARA MADU DAN COVID-19 Devanda Tasya N (19107030061)   Iklan merupakan suatu hal yang amat melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap hari, kita menemui apa yang disebut iklan. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) yang dimana bauran promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat setidaknya dua definisi iklan. Pertama, iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Definisi kedua dari iklan menurut KBBI ialah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Saat ini, iklan dapat ditemukan di berbagai tempat dan media. Dari mulai media konvensional seperti koran, radio dan televisi hingga media baru seperti Instagram, Facebook hingga Youtube. Iklan semakin bervariasi dari masa ke masa. Dari yang dulunya

KAITAN ETIKA PERIKLANAN INDONESIA DENGAN HUKUM LAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA

  ETIKA PERIKLANAN INDONESIA TENTANG KESEHATAN DIKAITKAN    DENGAN HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA Tugas Mata Kuliah Hukum dan Etika Periklanan   Disusun Oleh : Nitchia Rahma Althafia                (19107030038) Mifta Nur Rahma                            (19107030039) Husni Aby Muzaki                           (19107030040) Laela Jumrotin Mukharomah     (19107030042) Wisnu Adi Winahyu                       (19107030046) Fadhilah Budiman Hasibuan        (19107030058) Devanda Tasya Nuranita              (19107030061) Ananda Fauzi Munawaroh           (19107030062) Dinda Kinanthi R.A                        (19107030063) Rizky Setiawan                                (19107030084)     Kelas A PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA   2020 EPI merupakan regulasi iklan di Indonesia, yang mencakup seluruh bidang termasuk dalam bidang kesehatan. Berikut ini adalah peraturan dalam EPI mengenai kesehatan dan kaitannya dengan per